Cara Sederhana Hidup Lebih Ramah Lingkungan di Rumah Sendiri

Gaya hidup ramah lingkungan kini menjadi kebutuhan, bukan sekadar tren. Berdasarkan laporan terbaru Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2025, Indonesia menghasilkan lebih dari 68 juta ton sampah setiap tahun, dan sekitar 40% di antaranya berasal dari rumah tangga. Dinas Lingkungan Hidup Kelurahan Sukoharjo terus mengajak masyarakat untuk memulai perubahan dari rumah agar dampak ekologis bisa ditekan.

Hidup ramah lingkungan di rumah tidak selalu berarti investasi besar atau perubahan drastis. Melalui langkah sederhana dan konsisten, setiap individu bisa berperan menjaga bumi agar tetap layak huni di masa depan.

Mulai dari Kebiasaan Sehari-hari di Rumah

Rumah minimalis dengan taman hijau dan panel surya di atap yang mencerminkan gaya hidup ramah lingkungan.

Kebiasaan kecil yang dilakukan setiap hari memiliki dampak besar terhadap lingkungan. Dinas Lingkungan Hidup mendorong masyarakat agar mulai menanamkan perilaku hijau dari aktivitas paling sederhana di rumah.

1. Kurangi Penggunaan Plastik Sekali Pakai

Plastik masih menjadi penyumbang utama pencemaran lingkungan. Kantong belanja, sedotan, dan kemasan makanan membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai. Ganti plastik sekali pakai dengan wadah kaca, tas kain, atau botol minum isi ulang. Selain lebih tahan lama, kebiasaan ini juga membantu mengurangi timbunan sampah plastik yang sulit didaur ulang.

Dinas Lingkungan Hidup juga aktif mengadakan program pengumpulan plastik bersih untuk diolah kembali menjadi bahan bangunan ramah lingkungan seperti paving block dan kursi daur ulang. Partisipasi masyarakat dalam program ini menjadi langkah kecil yang berdampak besar.

2. Hemat Energi dan Air

Penggunaan energi berlebih berkontribusi terhadap emisi karbon dari pembangkit listrik berbahan fosil. Gunakan lampu LED hemat energi dan cabut peralatan listrik saat tidak digunakan. Untuk air, pastikan tidak ada kebocoran dan gunakan air bekas cucian sayur untuk menyiram tanaman.

Dinas Lingkungan Hidup juga menyarankan penerapan prinsip efisiensi energi di rumah seperti menyalakan AC pada suhu 26°C dan memanfaatkan pencahayaan alami di siang hari. Langkah-langkah kecil ini tidak hanya menghemat tagihan listrik, tetapi juga mengurangi jejak karbon rumah tangga.

3. Pilih Produk Rumah Tangga Ramah Lingkungan

Produk rumah tangga yang mengandung bahan kimia keras bisa mencemari air dan tanah. Pilih deterjen atau sabun dengan label biodegradable yang mudah terurai. Gunakan produk isi ulang untuk mengurangi limbah kemasan. Selain itu, membeli produk lokal berarti turut mengurangi jejak karbon dari distribusi barang jarak jauh.

Kelola Sampah Rumah Tangga dengan Cerdas

Pengelolaan sampah di rumah menjadi kunci utama dalam menjaga kebersihan lingkungan. Dinas Lingkungan Hidup telah membuktikan bahwa sistem pemilahan sampah yang baik dapat menekan volume sampah yang berakhir di TPA.

1. Pisahkan Sampah Organik dan Non-Organik

Mulailah menyediakan dua tempat sampah di rumah: satu untuk organik seperti sisa makanan dan daun, satu lagi untuk non-organik seperti plastik dan logam. Pemisahan ini mempermudah proses daur ulang dan mencegah pencemaran lingkungan. DLH juga sering memberikan pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga agar masyarakat lebih teredukasi.

2. Manfaatkan Limbah Organik Menjadi Kompos

Sisa makanan dan dedaunan bisa diubah menjadi pupuk alami yang menyuburkan tanaman. Caranya:

  1. Siapkan wadah berlubang agar udara bisa masuk.

  2. Campurkan sisa dapur dengan tanah atau sekam padi.

  3. Aduk setiap 3–4 hari sekali.

  4. Setelah sebulan, kompos siap digunakan.

Dengan membuat kompos, rumah menjadi lebih hijau sekaligus membantu mengurangi volume sampah organik yang dibuang ke tempat pembuangan akhir.

Ciptakan Ruang Hijau di Rumah

Ruang hijau di rumah berfungsi sebagai paru-paru kecil yang menyejukkan udara. Menurut Dinas Lingkungan Hidup, rumah yang memiliki tanaman mampu menurunkan suhu udara di sekitarnya hingga 2°C.

Tanam tanaman hias atau tanaman obat keluarga (TOGA) seperti kunyit, jahe, dan serai di pot kecil atau kebun vertikal. Bagi yang memiliki lahan lebih luas, menanam pohon buah seperti jambu atau mangga bisa menjadi investasi jangka panjang sekaligus menjaga keanekaragaman hayati di lingkungan rumah.

Gunakan Transportasi dan Konsumsi yang Lebih Bijak

Selain di rumah, gaya hidup ramah lingkungan juga bisa diterapkan dalam mobilitas dan konsumsi harian.

1. Gunakan Transportasi Umum atau Bersepeda

Transportasi menjadi penyumbang emisi karbon terbesar di perkotaan. Gunakan angkutan umum, bersepeda, atau berjalan kaki untuk perjalanan jarak dekat. Dinas Lingkungan Hidup juga sering mengadakan kampanye “Car Free Day” untuk mengurangi polusi udara dan mendorong masyarakat menggunakan transportasi ramah lingkungan.

2. Pilih Konsumsi Lokal dan Musiman

Makanan lokal membutuhkan lebih sedikit energi distribusi dan mendukung petani setempat. Kurangi konsumsi makanan olahan dan produk impor yang berjejak karbon tinggi. Dengan membeli hasil bumi dari daerah sendiri, masyarakat turut memperkuat ekonomi lokal sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

Jadikan Gaya Hidup Ramah Lingkungan Sebagai Kebiasaan

Membangun kebiasaan hijau perlu waktu dan komitmen. Dinas Lingkungan Hidup menekankan pentingnya edukasi berkelanjutan agar gaya hidup ramah lingkungan menjadi bagian dari rutinitas, bukan kewajiban sesaat.

Mulailah dari langkah kecil seperti mematikan lampu sebelum tidur, membawa tas belanja sendiri, atau menanam satu pohon setiap tahun. Ajak anggota keluarga ikut berpartisipasi agar perubahan terjadi lebih cepat. Semakin banyak orang terlibat, semakin besar dampak positifnya bagi lingkungan.

Hidup ramah lingkungan bukan tentang sempurna, melainkan tentang konsistensi dalam menjaga keseimbangan alam dari rumah sendiri.

Posting Komentar untuk "Cara Sederhana Hidup Lebih Ramah Lingkungan di Rumah Sendiri"